GEREJA DAN TRANSFORMASI KRISTEN SUATU TINJAUAN KRITIS TERHADAP MISI GERAKAN TRANSFORMASI
DOI:
https://doi.org/10.52157/me.v2i1.27Keywords:
gereja, transformasi kristen, tinjauan kritis, misi gerakan transformasiAbstract
Fenomena Gerakan Transformasi yang berkembang di Indonesia, satu sisi harus diberi apresiasi. Upaya yang dilakukan dalam beberapa kegiatan akbar sebagai wujud ingin mempersatukan lembaga-lembaga Gereja dan gerejawi dalam kegiatan persekutuan dan doa bersama, serta berkolaborasi antara tokoh-tokoh nasional dengan internasional telah memberi pengaruh yang cukup signifikan, dan bahkan bisa disebutkan sebagai suatu kegiatan yang fenomenal di Indonesia. Namun demikian, harus juga dicermati kemana arah transformasi yang diinginkan. Apakah sebatas hanya untuk memperlihatkan bahwa lembaga-lembaga Gereja dan Gerejawi dapat berkumpul bersama-sama, wujud dari kesatuan, atau untuk memperlihatkan bahwa Tuhan berkarya meningkatkan jumlah orang-orang Kristen? Jika bisa disebutkan dengan bahasa iman. Atau hanya sebatas suatu kegiatan Kristen rohani yang didukung oleh sebagian dari tokoh-tokoh Kristen internasional atau dengan bahasa “kumpul-kumpul bareng”? Atau bisa jadi kegiatan tersebut justru tidak rohani (berbagai perspektif dapat berkembang untuk terminologi istilah rohani, bahkan penyimpangannya). Kemanakah arah yang mau dibawa oleh tokoh-tokoh Kristen untuk transformasi di Indonesia? Jika tanpa merumuskan secara sistematis dan pengakuan bersama akan apa yang dilakukan di dalam Gereja serta di luar Gereja. PL dan PB mendorong manusia untuk memperbaiki dunia. Allah, hakim-hakim, para nabi, raja-raja, dan Yesus melakukan upaya yang terus menerus dalam memberitakan suara transformasi; keadilan dan kebenaran, menaati hukum, mengkritisi ketidakadilan dan ketidakbenaran, membela hak-hak orang yang miskin, lemah, yang ditindas, serta mengupayakan kesejahteraan bangsa. Keberadaan dunia ini pada dasarnya tidak jahat, melainkan baik karena diciptakan Tuhan. Tentu ciptaan yang baik itu telah dinodai oleh dosa. Manusia telah memanipulasi dan merampas kebaikan dan kasih yang benar. Namun ciptaan itu masih berharga dan perlu diperbaiki di dalam penebusan Kristus. Gereja atau orang Kristen tidak berhak menolak keberadaan dunia yang merupakan ciptaan Allah di dalam Kristus (Kol 1:15-16), melainkan ikut serta memberi solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh dunia. Dunia adalah dunia Allah di mana Gereja hidup dan tinggal menjadi berkat. Gerakan Transformasi yang menekankan mobilisasi doa massa bisa jadi hanya mengarah kepada pencapaian kesatuan Gereja-gereja, dan upaya damai sejahtera (feel good theology) yang akan dialami secara transformatif di Indonesia. Hal itu bisa saja menjadi gerakan yang lebih mirip ambisi doa dan perilaku “nabi-nabi” yang dikritik oleh beberapa nabi dan Tuhan Yesus. Jika Gereja tidak menyuarakan kebenaran dengan mengingatkan pemerintah, para politikus, para tokoh agama, para pengusaha secara khusus pemimpin dan pengusaha Kristen yang sarat dengan prilaku KKN dan mengabaikan hukum serta tidak adanya upaya yang sistematis dari pihak Gereja untuk memperbaiki keadaan sosial, maka doa-doa orang Kristen bisa jadi hanya sebatas artifisial belaka. Artinya doa-doa yang diungkapkan dan “kumpul-kumpul bareng” tidak menjadi edukasi bagi orang-orang Kristen, dapat dilepaskan dari prilaku hidup benar, serta terlepas dari takut akan Tuhan dan mengabaikan hukum yang merupakan prasyarat kesejahteraan bangsa dan Negara. Jika di dalam Gereja dan Yayasan Kristen serta partai politik sendiri menyimpan kebusukan dan mempertontonkan perilaku ketidakadilan dan ketamakan akan kekuasaan dan harta serta tidak memperdulikan kesejahteraan orang lain, maka transformasi seperti apa yang dapat kita harapkan? Pada satu sisi gerakan transformasi yang telah dikemukakan di atas harus dihargai dalam upaya untuk kesatuan Gereja-gereja Tuhan di Indonesia, serta upaya mengembangkan spirit kerjasama antar orang-orang Kristen dalam persekutuan. Namun pada sisi lain, gerakan tersebut menyisakan persoalan-persoalan yang tidak kalah merisaukan, sebab spirit transformasi yang ditawarkan adalah dalam rangka mobilisasi masa untuk menghacurkan kuasa kegelapan bukannya upaya sistematis dalam menyuarakan pertobatan dan memberlakukan keadilan serta upaya menanggulangi kemiskinan yang merupakan salah satu isu utama di Indonesia, demi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Gereja dan umat Tuhan membutuhkan keseriusan dalam upaya transformasi di dalam Kristus, merumuskan dan mengajar-ajarkan dogma dalam ibadah dan keharmonisannya dengan kehidupan praktis sebagai tanggungjawab dan ketaatan kepada Allah dan sesama. Hal itu berarti Gereja akan bergumul dengan isu-isu yang berkembang dan kompleks pada eranya dan mungkin sekali sebagai suatu persiapan kedepan dalam kerangka mempersiapkan yang pada umumnya disebut tanggungjawab pelayan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Downloads
Abstract viewed = 751 times
Citation
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Missio Ecclesiae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.