KONTRIBUSI GAGASAN JÜRGEN HABERMAS BAGI HERMENEUTIKA POSTMODERN

Authors

  • Erni M.C. Efruan Institut Injil Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52157/me.v3i1.35

Keywords:

kontribusi, Jurgen Habermas, hermeneutika pasotmodern

Abstract

Pertama, konteks sosial postmodern terdiri dari banyak bagian dan berubah-ubah, yang memengaruhi hermeneutika seseorang. Hermeneut menjadi titik tolak hermeneutika, dan ini menyebabkan hermeneutika menjadi penting. Karenanya, bila hermeneut meninggalkan makna teks dan maksud penulis, maka ia akan tenggelam dalam lautan relativitas postmodern, dan tak ada dimensi metanaratif yang absolut. Kedua, pewahyuan ilahi itu sendiri terkondisi secara budaya karena  dikomunikasikan kepada berbagai budaya dalam berbagai bahasa yang tidaklah netral dan tak dapat dihapuskan oleh postmodern. Ketiga, teologi kritis bisa memberi kemungkinan mengerjakan refleksi-diri terus-menerus. Kritis atas kenyataan dunia harus dibarengi dengan kritik terhadap diri sendiri. Untuk itu diperlukan sebuah pola hermeneutik yang kritis atas teks-teks mapan yang ada. Keempat, jika hendak menginterpretasi secara benar dan tepat, maka kita harus mengupayakan dialog antara bahasa dan pengalaman di satu sisi dengan tindakan di sisi lain. Tidak memisahkan teori dan praksis, tidak melepaskan fakta dari nilai semata-mata untuk mendapat hasil yang objektif. Kelima, bahasa mencakup seluruh makna dan oleh sebab itu hermeneutika memiliki implikasi yang universal. Pentingnya sosiologi pengetahuan sebagai suatu sarana penafsiran. Keenam, kekuatan-kekuatan ideologis mengendalikan hermeneutika hampir semua orang. Calvinis atau Armenian, Reformed atau Dispensasional, Teolog Proses atau Pembebasan, tiap komunitas orang percaya telah memberikan kecenderungan-kecenderungan ideologis tertentu yang menuntun penafsiran. Karenanya, hermeneutika harus membebaskan pemahaman dari ideologi. Ketujuh, pemahaman hermeneutik sifatnya global, yaitu mengandaikan adanya tujuan khusus. Setiap komunikasi yang sehat adalah komunikasi dimana setiap partisipan bebas untuk menentang klaim-klaim tanpa ketakutan akan koersi, intimidasi, deceit dan sebagainya. Melalui tindakan komunikatif, pemahaman hermeneutik mempunyai bentuk yang hidup, yaitu kehidupan sosial Postmodern.

Downloads

Download data is not yet available.

Abstract viewed = 670 times

Citation

Published

2014-04-30

How to Cite

Efruan, E. M. (2014). KONTRIBUSI GAGASAN JÜRGEN HABERMAS BAGI HERMENEUTIKA POSTMODERN. Missio Ecclesiae, 3(1), 17–34. https://doi.org/10.52157/me.v3i1.35

Issue

Section

Articles