MASA ‘ADOLESCENCE’ DAN POSTMODERINTAS: TUGAS PERKEMBANGAN ANAK REMAJA DAN ANCAMAN TATA NILAI “NEW MORALITY” MELALUI MEDIA TELEVSI

Penulis

  • Magdalena Grace K Adipati-Tindagi Institut Injil Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52157/me.v2i2.30

Kata Kunci:

Masa Adolescence, Postmodernitas, Perkembangan Anak Remaja, Ancaman Tata Nilai, New Morality, Media Televisi

Abstrak

Alfred Kinsey, seorang ahli Zoology, dua buku karangannya yang telah mengguncangkan nilai-nilai kesusilaan dalam kehidupan seksual di dunia yaitu “Sexual Behavior in the Human Male” dan “Sexual Behavior in the Human”. Kinsey menuliskan “alam memenangkan kesusilaan.” Mereka yang menjalankan kehidupannya dengan berorientasi pada norma-norma agama dan dapat dicap oleh Kinsey sebagai “korban kesusilaan”. Kinsey menempatkan manusia di samping binatang. Pandangan biologis ini, mengakibatkan Kinsey menyebut “manusia human animal”  dan “human mammal,” menurut Kinsey adalah baik kalau manusia memakai daya seksual seperti binatang, dan tidak baik kalau manusia menempatkan kesusilaan di atas alam. Menurut Scheneumann, pandangan manusia yang bilogis ini jauh berbeda dari pandangan manusia menurut Alkitab, manusia diciptakan menurut peta dan gambar  Allah (Kej.1:27; 2:27). Dengan demikian manusia tidak dipimpin oleh insting, melainkan kepribadian yang terdiri dari satu trinitas kecil, yaitu roh, jiwa, tubuh; sehingga kehidupan seksual merupakan bagian integral dari kepribadian seluruhnya dan ditentukan oleh faktor-faktor fisiologis, psikologis, dan rohaniah. Telah dikemukakan sebelumnya tentang dasar filsafat revolusi moral, sejak zaman pencerahan (enlightenment), dunia Barat mengalami perubahan di segala bidang kehidupan termasuk teologi dan etika. Ada krisis moral yang melanda seluruh dunia, tatanan hidup masyarakat dengan nilai-nilai moral yang bersifat tradisional dan kuno, seperti pernikahan, keluarga, Negara yang dulu berlaku diubah. Revolusi moral ditujukan secara khusus di bidang etika dan kesusilaan. Moral baru ini tidak lain dari satu reaksi alam abad ke-20, yang mengganti hukum-hukum atau norma-norma kehidupan yang dari perintah Allah sebagai ketaatan manusia kepada Tuhan, sumber kebahagiaan manusia diganti dengan kepercayaan pada diri sendiri dan menjadi abad dasar pada tingkah laku kebebasan perilaku terhadap aturan-aturan tradisional. Tinjauan filsafat yang melandasi paham “New Morality” seperti yang diuraikan dari ilmu filsafat, sosiologi, psikologi dan teologi, dan postmodernitas. Jadi, paham kebebasan tingkah laku berkembang dan bersumber dari aliran-aliran yang dikemukakan di atas. Suatu pemberontakan manusia terhadap Allah, gereja dan tradisi, berawal dari abad pencerahan di mana manusia merasa diri akil balig, dan menggusur keberadaan Allah dari kehidupan manusia. Dengan semboyan-semboyan, God Is dead, Glory To Man.  Para penganut moralitas baru, ingin membebaskan dirinya dari kesusilaan yang berdasarkan hukum gereja, tuntutan masyarakat yang selama ini diterima dan disetujui sebagai norma-norma perbuatan sikap manusia yang beradab. Pengaruh postmodernitas yang menunjuk pada situasi dan tata sosial, produk teknologi informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, dll. Manusia yang hidup di milenium baru ke-21 ini dilanda oleh gejala atau faktor yang sangat mempengaruhi norma-norma moral yang melibatkan tindakan-tindakan etisnya, yaitu apa yang dikenal dengan istilah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Teknologi informasi maju dengan pesatnya. Sebagai hasil informasi dari media cetak maupun media audio visual (televisi) yang mengubah wajah dunia. Televisi adalah media potensial sekali untuk menyampaikan informasi tetapi membentuk perilaku seseorang, baik kearah negatif maupun positif. Menurut Dwyer, sebagai media audio visual, televisi mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu membuat orang mengingat 50% dari apa yang mereka lihat walau hanya sekali tayang, atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah 3 jam kemudian, 65 % setelah tiga hari kemudian. Masa awal remaja (12-15 tahun) adalah masa yang amat meresahkan, oleh karena pada masa pubertas seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik maupun perubahan yang lain, mulai dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, berbarengan dengan perkembangan fisik, moral, emosi dan sosial, dan  minat dari kehidupan seksual sampai kepada kehidupan religiositasnya. Oleh karenanya, peran pendampingan sangat diperlukan bagi penyesuaian diri secara positif terhadap setiap perubahan yang ada, agar anak mencapai tugas perkembangannya secara maksimal di usianya. Semoga!.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Anwas, Oos M.
2006 Jurnal T eknologi Pendidikan, Antara Televise, Anak, dan Keluarga. Jakarta: Pustekkom
Bertens, K.
1994 Etika. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Berkhof, H dan I.H. Enklaar
1993 Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Dobson, James
1986 Menjelang Masa Remaja. Jakarta: BPK.Gunung Mulia
Dahana, Radhar P.
2004 Jejak Posmodernisme. Yogyakarta: Penerbit Bentang
Gunarsa, Singgih
1980 Psikologi Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Gunarsa, Singgih
2004 Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: BPK.Gunung Mulia
Herlianto
1901 Humanisme dan Gerakan Zaman Baru. Bandung: Penerbit Kalam Hidup
Hart, Michael
1985 Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya
Hurlock, Elisabeth
2009 Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Jiwandono, Sri Esti D
2002 Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Kuhl, Renate
1988 Etika Seksual. Batu. Departemen Literatur YPPII
Kendler, Howard H.
1963 Basic Psikologi. Meredith: Pubishing Company
Lumintang, Stevri
2004 Sejarah dan Filsafat Pendidikan Kristen, Bahan Kuliah Pascasarjana Pendidikan Kristen, 18-22 Okt, 2004. Batu: STT I-3
Magnis, Frans V.
1979 Etika Umum. Yogyakarta: Penrbit Kanisius
Marx, Dorothy I.
1994 New Morality. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Nuhamara, Daniel
2008 PAK Remaja. Bandung: Jurnal Info Media
Papalia, Diane E & Sally, Wendkos
1998 Olds, Human Development. Boston: Mc. Graw Hill Company, Inc
Sarwono, Sarlito Wirawan
1997 Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Scheneuman, Detmar
1989 Romantika Kehidupan Orang Muda. Malang: Gandum Mas
Simanjuntak, Tiur L.H
2002 Dasar-dasar Telekomunikasi. Bandung: Alumni
Sutrisno, Muji & F. Budi Hardiman
1992 Para Filsafat Penentu Gerak Zaman. Yokyakarta: Kanisius
Siwalette, J.S.
1991 Manusia Menurut Jurger Moltman. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Sproul, R.C.
1991 Etika dan Sikap orang Kristen. Malang: Gandum Mas
Sugiharto, I. Bambang
2006 Postmodernisme. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sukmadinata, Nana S.
2010 Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tanya, Elly
2006 Gereja dan Pendidikan Agama Kristen. Cipanas: STT Cipanas
Yusuf, H.Syamsu
2002 Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya

Abstrak viewed = 368 times

Citation

Diterbitkan

2013-10-31

Cara Mengutip

Adipati-Tindagi, M. G. K. (2013). MASA ‘ADOLESCENCE’ DAN POSTMODERINTAS: TUGAS PERKEMBANGAN ANAK REMAJA DAN ANCAMAN TATA NILAI “NEW MORALITY” MELALUI MEDIA TELEVSI. Missio Ecclesiae, 2(2), 143–162. https://doi.org/10.52157/me.v2i2.30

Terbitan

Bagian

Articles