STUDI EKSEGETIS KEJADIAN 12:1-3 DAN RELEVANSI MISIOLOGISNYA BAGI GEREJA TUHAN MASA KINI
DOI:
https://doi.org/10.52157/me.v5i1.58Kata Kunci:
studi eksegetis, Kejadian 12:1-3, relevansi misiologis, Gereja Tuhan masa kiniAbstrak
Kitab Kejadian adalah kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan dari seluruh Alkitab, yang mencatat tentang penciptaan, permulaan sejarah manusia, asal mula bangsa Ibrani dan perjanjian Allah dengan Abraham, nenek moyang mereka. Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladanNya sendiri, dan diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perepuan (Kej. 1:26-27). Kejatuhan manusia dalam dosa merusak segalanya. Manusia tidak lagi dapat membedakan yang jahat dan yang baik, dan kecenderungan manusia selalu berbuat yang jahat. Dosa semakin berkembang, dosa manusia tidak pernah berkurang, mulai dari manusia pertama hingga saat ini. Dosa merupakan penyebab terputusnya hubungan antara manusia dan khalik-Nya. Akibatnya, manusia mengalami kesuraman dan hidup tanpa masa depan. Semua kejahatan lahir dari keadaan umat manusia yang berdosa, walaupun demikian banyak orang tidak mengetahui asal usul dosa dan akbitanya. Namun dari sisi lain Tuhan tidak membiarkan manusia ciptaan-Nya terus hidup dalam dosa, maka Dia melakukan aktivitas misi-Nya dengan cara mencari manusia dengan kasih-Nya (Kej. 3:8-9). Dengan adanya kenyataan ini, maka pemanggilan Abraham dalam teks Kejadian 12:1-3 adalah sebagai awal penggenapan janji keselamatan manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:15), atau sebagai awal babak baru dalam penyataan Perjanjian Lama mengenai maksud Allah untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia dari dosa. Allah bermaksud memilih seseorang yang mengenal dan melayani-Nya, dan dengan iman yang tulus dapat mengenal, mengajarkan, dan memelihara jalan-jalan Tuhan dengan baik. Pemanggilan Abram mutlak atas inisiatif Allah. Itu berarti bahwa Allah yang memanggil Abram adalah Allah yang dengan sendirinya ada, juga berkuasa atas alam semesta dan atas semua suku bangsa di dunia. Pemanggilan Abram bukan hanya menjadi berkat bagi keluarga dan keturunannya saja, melainkan bagi semua suku bangsa, seperti ditulis dalam Galatia 3:8,16 bahwa “berkat yang menunjuk pada Injil Kristus yang ditawarkan kepada semua bangsa.” Itu berarti bahwa janji berkat kepada Abraham bersifat universal. Jadi berkat tersebut menyangkut, baik berkat material (jasmani) maupun berkat rohani. Berkat jasmani ini mencakup harta benda yang banyak, yang dapat membahagiakan kehidupan Abram dan keturunannya. Sedangkan berkat rohani mencakup keselamatan jiwa manusia yang bersifat kekal, yaitu di dalam Yesus Kristus yang adalah keturunan Daud, menjadi berkat penebusan bagi semua suku bangsa tanpa memandang suku, ras, dan golongan. Gereja (orang percaya) harus menyadari bahwa berkat itu diberikan secara cuma-cuma melalui penebusan Yesus Kristus. Maka gereja (orang percaya) harus menyalurkan berkat tersebut kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus, dengan tujuan supaya mereka juga dapat percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang hidup yang dapat menyelamatkan umat manusia dari dosa. Misi harus menjadi tanggung jawab gereja dalam memberitakan Injil, karena gereja adalah pusat atau wadah yang dapat membina warga jemaat untuk dapat terlibat dalam pekerjaan Tuhan. Dalam hal ini gereja harus mampu melakukan tindakan nyata (memberitakan Injil) untuk menolong orang-orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Gereja sebagai wakil Allah di dunia, harus mampu merealisasikan ketaatannya terh adap mandat misi Allah dalam menjangkau setiap orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Gereja dalam melakukan misi, harus menjangkau semua golongan, dalam hal ini gereja tidak membuat suatu patokan atau batasan dalam melaksanakan misi Allah. Karena misi Allah adalah misi yang universal yang harus dilakukan oleh semua gereja. Gereja harus memperluas pengetahuannya tentang misi, sehingga dapat menjalankan misi Allah. Gereja tidak lagi berputar-putar pada diri sendiri melainkan harus memikirkan dan menjangkau seluruh suku bangsa yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Gereja juga mempelajari firman Tuhan dengan tekun, sehingga semua pengajaran yang disampaikan kepada orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dapat sungguh dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Mengacu pada pemaparan di atas, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi yang berupa saran, yang ditunjukkan kepada gereja-gereja yang bertanggungjawab untuk dapat menjalankan misi Allah. Tugas gereja Tuhan masa kini adalah menjalankan misi Allah dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Dalam memberitakan firman Allah kepada jemaat, tidak hanya dalam pemberitaannya berisi tentang moral, memiliki karakter yang baik, rajin berdoa, rajin membaca Alkitab, mengikuti ibadah di gereja dan membawa persembahan. Tetapi juga tugas seorang Pendeta adalah sebagai mediator berkat, yang harus menjadi teladan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin yang handal. Itu sebabnya gereja Tuhan perlu melaksanakan misi Allah secara serius, juga mampu merealisasikan misi tersebut kepada jemaat, agar jemaat juga dapat menyadari bahwa misi Allah adalah penting untuk dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kelak akan dipertanggung jawabkan kepada Allah. Seorang pemimpin gereja harus memiliki hati untuk menolong orang-orang yang ada di luar Kristus. Hal ini tidak terbatas pada pelayanan Firman Tuhan tetapi juga dituntut lewat sikap hidup seorang pemimpin gereja. Tugas seorang pemimpin gereja adalah mempersiapkan dan membina jemaat untuk menjadi berkat, garam dan terang dalam keluarga, gereja, masyarakat, negara dan dunia melalui pemberitaan Injil.
Unduhan
Referensi
1995 Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Backer, Keneth L
1985 The NIV Study Bible. Michigan: Zondervan Publishing House
Bakker, FL.
1965 Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, jilid 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Backer, Robert, Girld Lestone
1983 Synonims of the Old Testament. Michigan: Backer Book House
Boeker, Traugott G.R.
1992 Bahasa Ibrani Jilid II. Batu: Institut Injil Indonesia
Brown, Francis
1999 The Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon. Peabody, Massachusetts: Hendricson Publisher
Clarke, Adam
1985 The Old Testament Vol.1, Genesis to Deuteronomy. Nashville, New York: Abirg Press
Davis, Jhon J.
2001 Eksposisi Kitab Kejadian. Malang: Gandum Mas
Delitzch, Franz
1978 A Commentary on Genessis. Minneapolis, Minesota: Klock & Klock Christian Publisher
Eleeas, Indrawan Eleeas
2004 Isu Masa Kini tentang Nama Allah. Malang: Gandum Mas
Gaebelin, Frank E.
1990 The Expositories Bible Commentary, vol II. Grand Rapids, Michigan: Zondervan Pbulishing House
Green, Dennis
2004 Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas
Harris, R.L. (ed)
1980 Theological Word Book of the Old Testament, Volume 1. Moody Press Chicago
……………….
2000 Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I-II. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
Guthrie Douglas, J A. Motyer
1970 The Bible Commentary Revised. Interversity Press London: Bible College
Keil & Delitzch Ch
1978 Commentary on the Old Testament Genesis-Deuteronomy. Michigan: Publishing Company
Lasor, W S., D A. Hubbard
2002 Pengantar Perjanjian Lama 1, Taurat dan Sejarah. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Luther, Marthin
1960 Lectures on Genesis, Chapter 6-14, Volume II. American
Owens, John Joseph
1991 Analitycal Key to the Old Testament Volume 1. Michigan: Grand Rapids
Park, Yun Sun
2002 Tafsiran Kitab Kejadian. Batu: YPPII
Schultz, Sammuel J.
1979 Pengantar Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas
Sitohang, Samin H.
2003 Siapakah Nama Sang Pencipta. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Towns, Eimerns
1995 Nama-nama Allah. Yogyakarta: Yayasan Andi
Van Gemeren, Wiliam A.
1996 New International Dictionary of the Old Testament Theologi, Exegesis, Vol IV. Zondevan: Publishing House
Wallvoord, Jhon F.
2003 Pedoman Lengkap Nubuat Alkitab. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Wolf, Herbert
1998 Pengenalan Pentateukh. Malang: Gandum Mas
Abstrak viewed = 4640 times
Citation
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Missio Ecclesiae is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.